ORANG NTT RELA JADI GURU HONORER SELAMA 4 TAHUN HANYA DEMI MASA DEPAN ANAK ANAK NTT



 “kami tidak menghirapkan gaji, meski dibayar 3 bulan sekali, kami tetap sisihkan sebagian gaji kami yang tidak seberapa. Kami rela mengabdi untuk para penduduk disini, karena ingin membuat masa depan anak-anak disini jauh lebih baik.” - ungkap salah satu guru

Kurang lebih 4 tahun sudah kedua belas guru honorer ini menjadi guru di SD Kangae, Desa Tana Duen kabupaten Sikka, Flores NTT.


Mereka semua hanya digaji sebesar 150rb dan dibayarkan setiap enam sampai 8 bulan. Angka yang sangat jauh untuk memenuhi kebutuhan hidup jika mengandalkan gaji, tak sedikit dari mereka nyambi pekerjaan lain.


Sekolah yang bangunannya masih jauh dari kata layak ini jadi saksi bisu yang menyimpan banyak cerita tentang gigihnya perjuangan untuk bisa memperoleh pendidikan dan hati nurani yang ingin memberi secara tulus.


Awalnya, para murid di desa ini harus menempuh jarak puluhan kilometer hanya untuk menuntut ilmu. Atas dasar inilah, para masyarakat, tokoh desa hingga pemerintah berupaya untuk mendirikan sekolah darurat.


Disinilah perjuangan itu dimulai, gedung tua bekas asrama yang sudah usang harus diperbaiki dan direnovasi agar layak dijadikan kelas belajar bagi anak-anak.


Pada saat itu sekolah tak punya dana sepeserpun untuk bisa memperbaiki gedung, hal ini tak membuat Pak Lorens (kepala sekolah) dan para guru yang statusnya honorer lainnya patah arang, dengan patungan seadanya mereka merenovasi gedung mulai dari membenahi atap bocor hingga mengecat kembali dinding gedung untuk dijadikan sekolah.